Konsep Penyakit
A. KONSEP
KEADAAN NORMAL
Sebagian
besar orang mempunyai pendapat apakah normal itu, dan akan
mendefinisikan penyakit atau keadaan sakit sebagai satu penyimpangan dari
keadaan normal atau tidak adanya keadaan normal itu. Normal adalah menurut
aturan atau menurut pola yang umum atau sesuai dengan keadaan yang biasa, tidak
ada kelainan.
Setiap
parameter pengukuran yang diterapkan pada suatu individu memiliki semacam nilai
rata-rata yang dianggap normal. Nilai rata-rata untuk tinggi , berat dan tekanan
darah diperoleh dari mengamati banyak individu yang juga memilih
sejumlah variasi tertentu.
Variasi
nilai-nilai normal itu dalam kenyataan terjadi karena beberapa sebab. Pertama,
setiap orang berbeda satu sama lain, karena adanya perbedaan-perbedaan dalam
susunan genetik mereka. Dengan demikian maka didunia ini tidak ada dua orang
yang memiliki susunan gen yang sama, kecuali mereka yang berasal dari ovum yang
sama. Kedua, tiap-tiap individu memiliki perbedaan dalam pengalaman hidup dan
interaksi dengan seseorang. Ketiga, pada setiap individu, terdapat perbedaan
parameter fisiologis karena adanya pengendalian dalam fungsi mekanisme tubuh.
Umpamanya, konsentrasi glukosa darah pada seseorang yang sehat akan berbeda
secara bermakna pada berbagai waktu dalam sehari tergantung pada asupan
makanan, kegiatan atau aktivitas pada orang itu dan sebagainya. Variasi ini
umumnya terjadi pada batas tertentu.
Karena
pertimbangan-pertimbangan diatas, maka menetepakan batas-batas variasi yang
normal dari sebuah nilai rata-rata merupakan masalah yang rumit. Kerumitan ini
berkaitan dengan hal-hal seperti mengetahui derajat osilasi fisiologis dari
pengukuran tertentu, yang bertanggung jawab, atas diantara orang-orang normal,
meskipun dalam keadaan basal dan kecermatan metode pengukurannya. Jadi jelaslah
bahwa pengukuran-pengukuran, pengamatan atau hasil-hasil laboratorium tunggal
yang kelihatannya menunjukkan kelainan harus selalu dinilai dalam konteks dari
individu secara keseluruhan.
B. KONSEP
TENTANG PENYAKIT
1. Pejamu (host):keturunan,umur,daya tahan,sexs,ras,status perkawinan,pekerjaan dan status sosial
ekonomi.
2. Bibit penyakit (agent):benda biotis
dan abiotis.
3. Lingkungan (environment):lingkungan fisik,non
fisik,sosial dan budaya.
Penyakit
dapat didefinisikan sebagai perubahan dalam individu yang menyebabkan parameter
kesehatan merekan berubah diluar batas-batas normal. Tolak ukur biologis yang
paling berguna dari batas-batas normal ini berkaitan dengan kemampuan individu
untuk memenuhi tuntutan-tuntutan yang terdapat pada tubuhnya, guna menyesuaikan
tuntukan atau perubahan ini dalam lingkungan eksternal dalam rangka
mempertahankan lingkungan internal yang tetap. Semua sel dalam tubuh
membutuhkan sejumlah oksigen dan zat makanan tertentu bagi kelanjutan hidup dan
fungsi mereka dan juga memerluka lingkungan yang menghsilkan hal-hal seperti
batas-batas suhu yang sempit, kandungan air, keasaman, juga keadaan internal
yang tetap itu merupakan ciri penting dari tubuh yang normal.
Jika
beberapa dari struktur dan fungsi menyimpang dari normal, sampai suatu keadaan
dimana keadaan tetap ini dirusak atau terancam atau bahwa individu tidak dapat
lebih lama lagi memenuhi tantangan lingkungan, maka dikatakan ada penyakit.
Persepsi subyektif seseorang tentang penyakit dihubungkan dalam kegagalan dari
kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan nyaman.
Unsur
penting lain dalam konsep penyakit adalah pengukuran bahwa penyakit tidak
melibatkan perkembangan bentuk kehidupan baru secara lengkap, tetapi lebih
merupakan perluasan atau distorsi dari proses-proses kehidupan normal yang ada
pada individu. Meskipun pada kasus yang jelas menular, dimana tubuh secara
harfiah diinvasi, agen menular itu tidak merupakan penyakit itu, tetapi hanya
berperan menimbulkan perubahan-perubahan pada subjek yang akhirnya diwujudkan
sebagai penyakit. Jadi, penyakit adalah sejumlah proses fisiologis yang sudah
diubah.
Agar
dapat memahami dan mengobati penyakit itu secara memadai, maka orang akan
memperhitungkan identitas proses-proses normal yang dipengaruhi, sifat-sifat
dari gangguan, dan akibat-akibat sekunder dari gangguan semacam itu atas proses
vital yang lain.
Suatu
pandangan lain mengenai penyakit yang riwayatnya tidak diketahui, menganggap
penyakit itu sebagi bentuk kehidupan baru, semacam pemilikan tubuh oleh suatu
zat dari luar. Sebenarnya, benih-benih penyakit itu nyatanya terletak dalam
mekanisme adaptasi tubuh itu sendiri.
DEFINISI
PENYAKIT
- Penyakit di definisikan sebagai perubahan dalam
individu yang menyebabkan parameter kesehatan mereka berubah diatas
batas-batas normal. Batas-batas normal ini berkaitan dengan kemampuan
individu untuk memenuhi tuntutan yang terdapat pada tubuhnya dan
menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan eksternal untuk tetap mempertahankan kondisi lingkungan
internal.
- Penyakit juga di definisikan sebagai
kegagalan dari kemampuan untuk
melakukan kegiatan sehari-hari dengan nyaman.
- penyakit
sebenarnya adalah sejumlah proses fisiologis yang sudah di ubah.
- penyakit
adalah perluasan atau distorsi dari proses-proses kehidupan normal yang
ada pada individu.
- Penyakit
adalah bentuk kehidupan baru semacam kepemilikan tubuh oleh zat dari luar
PROSES
TERJADINYA PENYAKIT
Semua sel dalam tubuh membutuhkan oksigen dan zat
makanan tertentu untuk kelangsungan hidup dan fungsi mereka, dan juga
memerlukan lingkungan eksternal yang menyediakan batas-batas suhu, kandungan
air dan keasaman. Selain itu mereka juga memerlukan keadaan internal tubuh yang
tetap. Jika beberapa struktur dan fungsi tubuh menyimpang atau keadaan tetap
tubuh rusak dan terancam dimana tubuh
tidak dapat menghadapi tantangan lingkungan, maka hal ini disebut Penyakit.
C. PERKEMBANGAN
PENYAKIT
1. Etiologi
Etiologi
adalah penetapan sebab atau alasan dari fenomena. Suatu penjelasan tentang
etilogi penyakit mencakup identifikasi faktor-faktor yang menimbulkan penyakit
tertentu. Sebagai contoh basil tuberculosis adalah agen etiologi dari
tuberculosis, agen itu sendiri bukan merupan penyakit tetapi dari semua respon
terhadap agen itu, semua proses-proses biologis yang abnormal bersama-sama
merupakan penyakit, kemudian dalam etiologi penyakit tertentu banyak sekali
faktor-faktor ekstrinsik atau eksogen dalam lingkungan itu harus
dipertimbangan bersama-sama dengan berbagai sifat intrinsik atau eksogen dari
individu.
2. Patogenesis
Patogenesis
adalah proses berjangkitnya penyakit dan dimulai dari permulaan terjadinya
infeksi sampai dengan timbulnya reaksi akhir. Patogenesis penyakit menyatakan
perkembangan atau evolusi penyakit. Sebai contoh, patogenesis tuberculosis akan
menunjukkan mekanisme dengan jalan mana basil tuberculosis akhirnya membawa
kelainan-kelainan yang ditimbulkan.
Analisa
patogenesis semacam itu akan mengaitkan ploliferasi dan penyebaran basil-basil
tuberculosis dengan respon peradangan yang timbul, dengan pertahanan imunologis
dari tubuh dan dengan pengerusakan sel-sel dan jaringan-jaringan yang
sebenarnya. Pola dan taraf kerusakan jaringan akhirnya akan dikaitkan dengan
manifestasi klinis penyakit yang jelas. Penyelidikan patogenesis juga
memperhitungkan rangkaina peristiwa fenomena tertentu dan aspek-aspek waktu
timbulnya penyakit. Yang harus dipatuhi dalam pendekatan ini adalah dugaan
bahwa penyakit biasanya bukan suatu peristiwa yang statis , tetapi lebih
merupakan gejala dinamis dengan irama dan riwayat alamiah sendiri.
Dalam
penilaian diagnostik penerita dan penilaian pengobatan penting diingat adalah
konsep riwayai ilmuah dan derajat variasi diantara berbagai penyakit dengan
berpatokan pada riwayat alamiahnya. Berbagai penyakit khususnya mempunyai
awitan yang cepat, sedangkan yang lain mempunyai gejala prodormal yang lama.
Beberapa penyakit bersifat dapat sembuh sendiri yaitu: penyakit tersebut hilang
sembuh secara sepontan dalam waktu yang cepat. Yang lainnya menjadi kronik dan
beberapa penyakit lain sembuh dan kembuh secara berulang.
3. Manifestasi
Penyakit
Dalam
awal perkembangan suatu penyakit, agen etiologi dapat membangkitkan sejumlah
perubahan dalam proses biologis yang dapat dideteksi oleh analisa laboratotium
walaupun tidak dikenali oleh sipenderita bahwa sudah terjadi perubahan-perubahan
ini. Dengan demikian maka banyak penyakit mempunyai stadium subklinis,
sedangkan fungsi penderita itu normal walaupun proses penyakit itu sudah
ditemukan. Penting untuk diketahui bahwa struktur dan fungsi dari banyak organ
menyediakan cadangan batas keamanan yang besar sehingga gangguan fungsi hanya
dapat menjadi jelas jika penyakit itu secara anatomis sudah menjadi lanjut.
Bila
proses biologis tertentu terganggu, penberita mulai mersakan sesuatu yang tidak
beres. Perasaan subjektif ini disebut gejala penyakit. Gejala adalah subjektif
dan hanya dapat dilaporkan oleh penderita kepada pengamat. Namun, jika
manifestasi penyakit secara objektif menyangkut penyimpangan yang dapata
diidentifikasi oleh pengamat maka ini disebut dengan tanda-tanda penyakit.
Nausea, rasa tidak enak, dan rasa sakit adalah gejala sedangkan demam, kulit
memerah dan adanya masa yang dapat diraba adalah tanda penyakit. Suatu
perubahan struktur yang dapat ditunjukan, yang ditimbulkan dalam perkembangan
penyakit disebut lesi. Lesi dapat jelas secara makroskopis dan mikroskopis.
Akibat
suatu penyakit disebut sequel umpamanya, sequel dari proses peradangan dalam
jaringan biasa dapat merupakan jaringan parut dalam jaringan itu.
Komplikasi
penyakit adalah proses baru atau proses terpisah yang dapat timbul sekunder
karena beberapa perubahan yang dihasilkan oleh keadaan aslinya. Umpamanya,
pneumonia bakteri dapat merupakan komplikasi infeksi virus saluran pernafasan.
Akhirnya
adalah penting menekankan kembali bahwa penyakit adalah dinamis bukan statis.
Manifestasi penyakit pada penderita tertentu dapat berubah setiap saat bila
keseimbangan bioligis bergeser dan bila mekanisme kompensasi berkerja. Pengaruh
lingkungan yang terjadi pada penderita juga akan mempengaruhi penyakit, karena
itu, setiap penyakit mempunyai batas manifestasi dan spektrum perwujudan yang
dapat berbeda pada penderita yang satu dengan yang lain
Comments
Post a Comment