DAMPAK LIMBAH B3 Chromium BAGI KESEHATAN
1) Pengertian
Chromium
Chromium
adalah suatu logam keras berwarna abu-abu dan sulit dioksidasi meski dalam suhu
tinggi. Cromium merupakan logam tahan korosi (tahan karat) dan dapat dipoles
menjadi mengkilat. Dengan sifat ini, kromium (krom) banyak digunakan sebagai
pelapis pada ornamen-ornamen bangunan maupun pada komponen kendaraan, seperti
knalpot pada sepeda motor. Kromium adalah elemen yang secara alamiah ditemukan
dalam konsentrasi yang rendah di batuan, hewan, tanaman, tanah, debu vulkanik
dan juga gas.
2) Sumber
Chromium
Sumber
kromium dapat berasal dari :
-
Pabrik
yang memproduksi semen yang mengandung kromium
-
Pembakaran
sampah pada kota-kota dan sampah yang berbentuk Lumpur
-
Kendaraan
bermotor (knalpot)
-
Menara
AC yang menggunakan kromium sebagai inhibitor
-
Limbah
cair yang berasal dari lapis listrik, penyamakan kulit, dan industri tekstil
3) Pengaruh Chromium
Terhadap Kesehatan
a. Efek
Klinis
Efek
dari chromium terhadap kesehatan yakni bisa mengalami gangguan pernapasan dan
juga mengganggu alat pencernaan. Chromium(VI) dikenal untuk menyebabkan
berbagai kesehatan mempengaruhi. Ketika chromium merupakan suatu campuran di
dalam produk kulit, itu dapat menyebabkan reaksi alergi, seperti ruam kulit.
Setelah bernafas chromium(VI) dapat menyebabkan gangguan hidung dan mimisan.
Lain permasalahan kesehatan yang adalah disebabkan oleh chromium (VI) adalah:
·
Ruam
Kulit
·
Ganggu
perut dan borok
·
Permasalahan
berhubung pernapasan
·
Sistem
kebal yang diperlemah
·
Ginjal
Dan Kerusakan Hati
·
Perubahan
[dari;ttg] material hal azas keturunan
·
Kanker
Paru-Paru/Tempat terbuka
·
Kematian
b. Efek
fisiologi .
Faktor
utama terjadinya toksisitas dari krom adalah “oxidation state” dan daya
larutnya. Krom (VI) mudah menembus membran sel dan akan terjadi reduksi
didalamnya. Organ utama yang terserang karena krom adalah terhisap oleh
paru-paru, organ lain yang bias terserang adalah ginjal, liver, kulit dan
system imunitas. Paparan berulang dalam jangka waktu yang lama untuk beberapa
senyawa krom dapat menyebabkan radang selaput mata (konjungtivities) dan
lakrimasi. Pada hakekatnya efek ini belum pernah dilaporkan akibat paparan
logam.
c. Efek
pada kulit.
Asam
kromik, dikromat dan kromiumVI selain iritan kuat juga korosif. Letak luka
biasa di akar kuku, persendian dan selaput antara jari, bagian belakang tangan
dan lengan. Karakteristik luka karena krom mula-mula melepuh (papulae) kemudian
terbentuk luka dengan tepi yang meninggi dan keras. \. Hingga 20% pekerja
menjadi dermatitis. Dermatitis alergika dengan eksim pernah dilaporkan terjadi
pada pekerja percetakan, semen, metal, pelukis dan penyamak kulit. Paparan
berulang dalam jangka waktu yang lama untuk beberapa senyawa krom dapat
menyebabkan radang selaput mata (konjungtivities) dan lakrimasi. Pada hakekatnya
efek ini belum pernah dilaporkan akibat paparan logam
d. Efek
pada saluran pernapasan
Efek
iritasi paru-paru terjadi pada pemajanan (menghirup debu kromium) dalam jangka
panjang dan mempunyai efek terhadap iritasi kronis, penyumbatan dan hiperemia,
renitis kronis, polip, trakheobronkhitis dan paringitis kronis.
Dapat terjadi reaksi delayed anaphylactic reacion. Pada pekerja
pelapisan dan penyamakan kulit sering terjadi kasus luka pada mukosa hidung
(mukosa bengkak, ulserasi septum, perforasi septum), ini terjadi bila terpajan
secara periodik paling sedikit 20 µg/m3 di tempat kerja.
e. Efek
pada ginjal .
Studi
terhadap tukang las dan pelapisan kromium, pajanan lebih dari 20
µg/m3 mengakibatkan kerusakan pada tubulus renalis. Gangguan pada ginjal
terjadi setelah menghirup dan menelan kromium. Pernah ditemukan kerusakan pada
lomerulus ginjal. Kenaikan kadar Beta-2 mikroglobulin dalam urin merupakan
indikator adanya kerusakan tubulus. Urinary treshold untuk efek nefrotik
diperkirakan 15 µg/gram kreatinin.
f. Efek
pada hati
Pemajanan
akut kromium dapat menyebabkan nekrosis hepar. Bila terjadi 20% tubuh tersiram
asam kromat akan mengakibatkan kerusakan berat hepar dan terjadi kegagalan
ginjal akut. Dari data yang terbatas, disimpulkan bahwa inhalasi kronis kromium
dapat juga mengakibatkan efek pada hepar. Hepatitis akut dengan
kuning (jaundice) pernah dilaporkan pada pekerja wanita yang telah bekerja di
pabrik pelapisan krom selama 5 tahun.
g. Efek
karsinogenik .
Studi
epidemiologi secara kohort jelas menunjukkan adanya daya
karsinogen. \Telah diketahui bahwa kromium (VI) sebagai penyebab kanker
paru, sedangkan kromium (III) tidak. Kanker paru timul 20 ahun setelah terpajan
kromium dengan jangka waktu pemajanan sekitar 2 tahun.
4) Penanggulangan
Untuk
mengurangi pencemaran Cr, dapat dilakukan penanggulangan seperti beberapa hal
berikut:
·
Memaksilkan ekstrrasi
secara efisien, Cr dari kromit, dan meminimalisasi limbah Cr.
·
Menerapkan
teknologi hemat penggunaan bahan baku Cr.
·
Mengurangi
limbah Cr serta tindakan mendaur ulang limbah Cr sehingga pencegahan pencemaran
Cr akan memberikan keuntungan, antara lain mengurangi biaya produksi,
meningkatkan keamanan pekerja, meningkatkan produktivitas,
serta meningkatkan perlindungan lingkungan (State of Environmental
Prodtection Agency; 2002b).
5) Pengobatan
·
Bila
terhirup / inhalasi Segera pindahkan penderita dari tempat paparan, jika perlu
gunakan suatu masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan
buatan. Segera hubungi dokter.
· Bila
kontak dengan kulit . Segera lepaskan pakaian, perhiasan dan sepatu penderita
yang terkontaminasi, cuci kulit dengan sabun atau detergen lunak dan air yang
banyak sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tersisa di kulit
(sekurang – kurangnya 15 – 20 menit). Bila perlu hubungi dokter.
·
Bila
kontak dengan mata. Segera bilas mata dengan air atau larutan garam fisiologis
(0,9 % b/v) dalam jumlah yang cukup banyak, sekali – sekali kedipkan mata
sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tersisa (sekurang – kurangnya
15 – 20 menit) Segera hubungi dokter.
· Bila tertelan. Jika terjadi muntah, jaga posisi kepala agar lebih rendah dari pinggul untuk mencegah aspirasi, bila perlu hubungi dokter.
Souces :
Comments
Post a Comment